KB. 6 Kekerasan I Sosiologi XI Semester genap
B. KEKERASAN
Suatu
konflik jika tidak dikelola dan disikapi dengan baik akan menimbulkan
kekerasan. Pada dasarnya kekerasan merupakan wujud dari suatu konflik yang
tidak terlembagakan. Misalnya, kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan tersebut
berasal dari konflik dalam keluarga hingga berujung pada tindak kekerasan
1. Pengertian kekerasan
Istilah kekerasan berasal
dari Bahasa latin, yaitu violentia yang
artinya keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan.
Kekerasan dapat diartikan sebagai perilaku untuk menciderai atau menyakiti
orang lain, baik berupa serangan fisik, mental, sosial maupun ekonomi sehingga
berdampak trauma psikologis bagi korban.
Agar konflik tidak berujung
kekerasan diperlukan syarat sebagai berikut
- Setiap kelompok yang berkonflik harus
menyadari sitausi konflik diantara mereka
- Pengendalian konflik tersebut dapat
dilakukan dengan kekuatan sosial yang saling bertentangan tersebut terorganisir
dengan jelas
- Setiap kelompok yang terlibat konflik
harus mematuhi aturan yang disepakati bersama.
2. Teori-teori kekerasan
Berikut beberapa teori
yang membahas tentang kekerasan.
a. Teori faktor individual
Menurut teori ini, setiap
peilaku kelompok (termasuk kekerasan, huru-hara, dan terorisme) selalu berawal
dari perilaku individu (perorangan). Teori ini menjelaskan bahwa perilaku
kekerasan yang dilakukan oleh individu merupakan agresivitas yang dilakukan
individu secara sendirian (baik secara spontan atau tidak sengaja maupun
direncanakan)
b. Teori faktor kelompok
Teori ini memandang bahwa
konflik sosial terjadi karena adanya kelompok sosial dimana tiap-tiap kelompok
tersebut memiliki identitas kelompok. Adapun identitas kelompok yang sering
memicu kekerasan yaitu identitas rasial atau etnik.
c. Teori alternatif
1) Teori Individual
Teori individual
menjelaskan bahwa kekerasan atau kerusuhan yang terjadi secara massal dan
terjadi di tempat umum serta melibatkan orang banyak, pada dasarnya hanya
dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.
2) Teori Ideologi
Teori ini menjelaskan
bahwa kekerasan yang sangat besar pengaruhnya mungkin saja dilakukan oleh
sekelompok kecil orang yang memiliki ideologi yang berbeda
3) Teori lingkungan sosial
Menurut teori ini, hal
yang terpenting ketika terjadi kekerasan adalah kondisi lingkungan sosial
tempat kerusuhan itu terjadi. Jika manajemen lingkungan sosial mampu dikelola
dengan baik kemungkinan timbulnya kekerasan semakin kecil.
d. Teori dinamika kelompok
Menurut teori dinamika
kelompok, kekerasan yang muncul dalam masyarakat disebabkan oleh kehilangan
rasa memiliki dalam kelompok atau masyarakat. Teori ini dibagi menjadi dua,
yaitu
1) Teori deprivasi relatif
Teori ini berusaha
menjelaskan bahwa perilaku agresif kelompok dilakukan oleh kelompok kecil
maupun kelompok besar. misalnya, suatu negara yang mengalami pertumbuhan terlalu cepat, megakibatkan rakyatnya harus menghadapi perkembangan perekonomian masyarakatjauh lebih maju daripada perkembangan ekonomi dirinya sendiri. terjadilah deprivasi relatif yang menjadi awal terjadinya pergolakan sosial, huru-hara, atau bahkan revolusi.
2) Teori kerusuhan massa
Teori ini muncul karena
deprivasi relatif tidak mapu menjelaskan tahapan-tahapn yang terjadi sampai
pecahnya kekerasan massa. Menurut N.J Smelser kekerasan terjadi melalui lima
tahapan yaitu (1) situasi sosial yang meemungkinkan timbulnya kerusuhan, (2)
tekanan sosial, (3) berkembangnya prasangka, (4) mobilisasi massa untuk
bereaksi dan (5) kontrol sosial.
3. Macam-macam kekerasan
a. Kekerasan berdasarkan bentuknya
berdasarkan bentuknya
tindak kekerasan dapat dikelompokan menjadi beberapa sebagai berikut.
1) Kekerasan fisik
Yaitu kekerasan nyata
yang dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh.
Misalnya penganiayaan, pemukulan, dan pembunuhan
2) Kekerasan nonfisik
Kekerasan nonfisik yaitu
kekerasan yang tidak dapat diketahui langsung perilakunya apabila tidak
diperhatikan dengan jeli. Kekerasan ini tidak terjadi sentuhan fisik antara
pelaku dan korban kekerasan. Kekerasan nonfisik dapat dibagi menjadi dua yaitu
kekerasan psikologis dan verbal. Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa
contoh kekerasan psikologis yaitu mengancam, mengintimidasi. Sedangkan
kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan melalui perkataan contohnya
menghina, mengejek, membentak, menuduh, dan mempermalukan didepan umum.
3) Kekerasan struktural
Yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Misalnya perusahaan tambang yang melakukan kegiatan tambang didaerah pedalaman namun, tidak meningkatkan kualitas kebutuhan dasar masyarakat disekitarnya.
4) Kekerasan budaya
yaitu kekerasan yang
biasanya bersumber dari etnis, agama, atau ideologi dalam masyarakat.
b. Kekerasan berdasarkan pelakunya
Berdasarkan pelakunya
kekerasan dibagi menjadi dua yaitu kekerasan individual dan kolektif
1) Kekerasan individual
Yaitu Kekerasan yang
dilakukan kepada satu atau lebih individu. Kekerasan ini bisa bersifat langsung
maupun tidak langsung. Contohnya penganiayaan dan pemukulan.
2) Kekerasan kolektif
Yaitu kekerasan yang dilakukan
oleh banyak individu atau massa. Contohnya bentrokan antardesa.
c. Kekerasan berdasarkan caranya.
Berdasarkan caranya
kekerasan terbagi menjadi dua yaitu
1) Kekerasan langsung (direct violence)
Kekerasan langsung
merupakan kekerasan yang dilakukan secara langsung dan dampaknya dapat
dirasakan secara langsung. Bentuk kekerasan ini cenderung pada tindakan fisik.
Contohnya pemukulan atau penganiayaan.
2) Kekerasan tidak langsung (indirect violence)
Kekerasan tidak langsung
adalah kekerasan yang secara tidak langsung dikenakan kepada korban tetapi
melalui perantara atau sarana. kekerasan ini dilakukan secara halus tetapi
tujuannya untuk menyakiti seseorang. Misalnya perundungan melalui akun media sosial
untuk mencemarkan nama baik.
4. Upaya pencegahan terjadinya kekerasan
Berikut beberapa upaya
pencegahan terjadinya kekerasan dalam masyarakat.
a. Mengajak masyarakat untuk
meyelesaikan masalah sosial dengan cara bijak
b. Kampanye antikekerasan
c. Menciptakan pemerintahan yang baik
d. Penegakan hukum secara adil dan
bersih
5. Perbedaan konflik dan kekerasan
Konflik |
Kekerasan |
1. Terjadi dalam waktu yang relatif
panjang 2. Aktivitas yang dilakukan tidak
menimbulkan reaksi yang berarti 3. Proses terjadinya konflik diketahui
oleh kedua pihak yang bertikai 4. Dapat memotivasiuntuk meraih
prestasi 5. Tidak selalu berniat menjatuhkan
lawan 6. Cara penyelesaiannya dapat
dilakukan dengan akomodasi dan peradilan 7. Dilakukan dengan langkah-langkah
nyata untuk mencapai tujuan 8. Bukan merupakan pelanggaran hukum
semata-mata |
1. Terjadi dalam waktu yang relatif
singkat 2. Aktivitas yang dilakukan
menimbulkan reaksi keras, bahkan benturan fisik 3. Proses terjadinya terkadang tidak
diketahui oleh pihak yang lemah 4. Karena kesalahpahaman kedua belah
pihak 5. Ada niat mencelakakan pihak lain 6. Cara penyelesaiannya harus
dilakukan melalui peradilan 7. Dilakukan dengan penuh prasangka
sehingga merugikan pihak lain. 8. Merupakan bentuk pelanggaran hukum |
Selain memiliki perbedaan, konflik dan kekerasan juga memiliki persamaan. Berikut persamaan keduanya.
a. Konflik dan kekerasan merupakan suatu
bentuk interaksi sosial yang bersifat disasosiatif yang mengarah terjadinya
disintegrasi di dalam masyarkat.
b. Keduanya terdapat unsur benturan
fisik yang dapat mengakibatkan korban jiwa, luka-luka ataupun kerusakan harta
benda.
Tidak ada komentar