Header Ads

ads header

Breaking News

KB. 1 TINDAKAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL | SOSIOLOGI X | SEM. GENAP

 

TINDAKAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

 


A.        TINDAKAN SOSIAL

Tindakan sosial adalah tindakan yang mengandung makna ketika individu berhubungan dengan individu lain di mana hasil tindakan tersebut mempengaruhi perilaku orang lain. Bagi Max Weber, tindakan hanya dapat dikategorikan sebagai tindakan sosial manakala tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain. Saat kalian menyanyi dan menghibur diri sendiri misalnya, itu merupakan tindakan tetapi bukan tindakan sosial. Tetapi saat kalian menyanyi dengan tujuan menarik perhatian orang lain, barulah hal tersebut disebut tindakan sosial.

Teori tindakan sosial menjadi salah satu gagasan pokok dalam sosiologi yang dilontarkan oleh Max Weber.  Tetapi baginya tidak semua tindakan sosial harus diteliti dan layak dikaji. Hanya tindakan sosial bermakna (meaningful action) yang dianggap penting oleh Weber. Makna sendiri merupakan hasil tafsir atas tindakan sosial secara simbolik.

Bagi Weber, tindakan sosial melibatkan upaya menafsirkan oleh individu. Saat melakukan tindakan sosial, individu berupaya menangkap makna simbolik yang dapat diperoleh dari tindakannya tersebut. Hal ini berarti, tindakan sosial merupakan tindakan sadar karena melewati serangkaian proses berpikir yang menghasilkan makna. Tindakan tersebut juga bukan hanya perbuatan spontan yang sekedar merespon stimulus atau rangsangan.

Max Weber membedakan empat tipe tindakan sosial yang dibedakan berdasarkan konteks motif para pelakunya :

1.    Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan sosial ini merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan praktis yang didasarkan pada kesesuaian antara tujuan serta ketersediaan alat yang digunakan untuk mencapainya (berorientasi tujuan). Tindakan ini disebut rasional karena dilakukan dalam kesadaran dan penuh perhitungan. Misalnya tindakan menabung dimaksudkan untuk tujian memupuk kekayaan dan motif berjaga-jaga manakala membutuhkan biaya dalam jumlah besar.

2.    Tindakan Rasional Nilai

Tindakan rasional nilai merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan nilai seperti etika, estetika, moral dan religi. Tindakan ini tetap dipahami sebagai tindakan rasional karena dilakukan dengan kesadaran. Bedanya dasar dari tindakan ini adalah nilai-nilai yang diyakini oleh pelaku tindakan sosial tersebut. Contoh dari tindakan jenis ini misalnya berderma. Derma dari sisi ekonomis dipandang sebagai tindakan yang tidak menguntungkan. Namun tindakan ini dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang diyakini pelakunya tentang kewajiban sesama manusia berbagi.

3.    Tindakan Afektif

Tindakan sosial ini dilakukan lebih berdasarkan faktor emosi/ perasaan, seperti cinta, bahagia, marah, sedih, empati, simpati, kasihan dan sebagainya. Tindakan ini digerakkan oleh perasaan atau emosi dalam merespon tindakan sosial lainnya tanpa refleksi secara sadar. Tindakan ini tidak rasional dan spontan dilakukan sebagai sebagai reaksi emosional dari individu. Contoh tindakan afektif adalah kebahagiaan seorang ibu atas kelahiran putranya yang sehat dan selamat meski merasakan kesakitan setelah melahirkan  

4.    Tindakan Tradisional

Tindakan sosial jenis ini dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan atau lazim dilakukan. Seseorang melakukan tindakan tertentu disebabkan oleh kebiasaan yang diwariskan dari generasi pendahulunya. Tindakan semacam ini tidak dibangun dengan refleksi sadar. Orang melakukannya tanpa mempertanyakan mengapa tindakan tersebut perluh dilakukan. Contohnya beberapa kelompok masyarakat muslim di Jawa menyelenggarakan tahlilan rutin setiap malam Jumat. Upacara-upacara adat untuk memperingati keluarga yang sudah meninggal dilakukan oleh beberapa suku di Indonesia dengan cara yang berbeda-beda. 

B.        INTERAKSI SOSIAL

1.    Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Sosial yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan orang lain.

Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.    Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli

Adapun pengertian Interaksi sosial menurut 5 para ahli:

1. Gilin

Interaksi sosial dijelaskan oleh gillin sebagai hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu lain atau dengan kelompok atau hubungan antar kelompok. Hubungan ini tercipta karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain.

2. Bonner

Interaksi sosial menurut Bonner adalah hubungan antara dua orang atau lebih yang aksinya dari individu dapat mempengaruhi / mengubah kehidupan individu lain.

3. Walgito

Walgito berpendapat bahwa adanya hubungan timbal balik dalam interaksi sosial dapat memberikan pengaruh terhadap individu atau kelompok lain. Interaksi sosial juga berpengaruh terhadap kelompok dengan kelompok lain yang saling berhubungan.

4. Soerjono Soekanto

Soerjono Soekanto berpendapat  bahwa interaksi sosial adalah proses sosial yang berkaitan dengan cara berhubungan antara individu dan kelompok untuk membangun sistem dalam hubungan sosial.

5. Murdiyatmo dan Handayani

Murdiyatmo dan Handayani menjelaskan pengertian interaksi sosial sebagai hubungan yang dibangun seseorang dengan orang lain yang dalam proses kehidupan tersebut terbangun struktur sosial. Pada struktur sosial tersebut juga terbangun hubungan yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

3.    Ciri-ciri Interaksi Sosial

Menurut Sosiologi Charles P. Loomis ciri-ciri interaksi sosial , yaitu:

a.          Jumlah pelaku lebih dari seorang bahkan lebih

b.         Adanya komunikasi diantara para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.

c.     Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang diperkirakan oleh para pengamat.

4.     Syarat Interaksi Sosial

Sebagai manusia tidak lepas dengan interaksi dalam kegiatan sehari-hari, karena sudah pasti manusia akan membutuhkan seseorang untuk saling bertahan hidup. Namun agar lebih jelas dalam interaksi sosial ada 2 syarat yang akan terjadinya interaksi sosial, yaitu:

a.    Kontak Sosial

Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak hanya interaksi melalui tatap muka saja namun adapun melakukan kontak tanpa bertemu langsung seperti informasi melalui, radio, telepon bahkan surat elektronik ini termasuk interaksi sosial yang sudah berkembang di kemajuan zaman.

Kontak sosial dibagi menjadi dua:

·       Kontak Sosial bersifat Primer: Kontak terjadi secara langsung seperti bertatap muka.

·       Kontak Sosial bersifat Sekunder: Kontak terjadi secara tidak langsung atau menggunakan media penghubung seperti telepon, surat elektronik bahkan melalui pesan media sosial.

 b.    Komunikasi

Dalam interaksi sosial, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dengan maksud adanya saling mengungkapkan perilaku entah itu dalam berbicara, sikap bahkan gesture untuk menyampaikan pesan. Namun, ada beberapa unsur pokok dalam komunikasi yaitu:

·   Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau keterkaitan.

·       Komunikan adalah seorang atau kelompok yang menerima pesan dari komunikator.

·  Pesan adalah sesuatu hal yang disampaikan oleh komunikator. Pesan biasanya berisikan informasi, pertanyaan, bahkan pengungkapan emosi dan perasaan.

·    Media adalah perantara untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar bahkan film biasanya memberikan pesan tersurat.

·     Efek adalah perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.

Komunikasi yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya dapat disebut sebagai komunikasi interpersonal yang memiliki banyak teori di dalamnya. Jika kamu ingin memahaminya lebih dalam, buku berjudul Teori Komunikasi Interpersonal Disertai Contoh Fenomena Praktis oleh Dr. Ali Nurdin, S.Ag., M.Si. akan sesuai untuk kamu.

5.    Jenis dan Contoh Interaksi Sosial

Interaksi mempunyai beberapa jenis, untuk mudah dipahami mari simak berikut ini:

a.    Interaksi Sosial Individu dengan Individu

Interaksi sosial individu merupakan pertemuan antara seseorang dengan individu lain yang bertujuan untuk memberikan aksi atau respon untuk menjadi teman dan mengarah ke arah bekerja sama jika reaksinya positif, namun jika reaksinya negatif kemungkinan akan muncul konflik atau pertentangan.

Contoh:

·       Ketika bertemu saling menyapa, bertanya dan menginformasikan tentang apa yang dibutuhkan.

·       Mengajak bermain main sepeda bersama adik

·       Guru mengajari les bahasa pada seorang murid.

b.    Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok

Interaksi sosial individu dengan kelompok pada salah satu bahkan kelompok yang lebih besar biasanya terdiri lebih dari 3 orang yang dimana akan memberikan informasi entah itu promosi,  bahkan seminar. Selain itu, biasanya interaksi sosial ini disampaikan oleh beberapa orang saja yang kemudian informasi yang disampaikan akan didengarkan oleh banyak orang atau kelompok.

Contoh:

·       Menjadi seorang narasumber dalam kegiatan seminar

·       Menyampaikan informasi promosi kepada komunitas

·       Kepala sekolah sedang berbicara pada murid-murid sewaktu upacara

c.     Interaksi Kelompok dengan kelompok

Interaksi Kelompok dengan kelompok merupakan pertemuan antara dua kelompok atau lebih dengan kelompok  yang berbeda, untuk mengkomunikasikan hal yang berkaitan namun sifatnya bukan hal pribadi namun untuk kepentingan kelompok itu sendiri.

Namun untuk berkomunikasi antar kelompok terkadang menghadapi pro dan kontra harus lebih berhati-hati, karena setiap pendapat seseorang bisa saja menyerang kelompok lainnya.

Contoh:

·     Para pemuda karang taruna memberi informasi kepada masyarakat untuk saling bekerjasama membersihkan halam rumah agar menjadi juara perlombaan kebersihan di acara HUT-RI 17 Agustus.

·   Kelompok TNI dan kelompok Polisi melakukan kerjasama interaksi sosial untuk memberantas kejahatan di daerahnya.

Menyatukan individu dengan karakter yang berbeda tidak mudah dilakukan, namun ada baiknya untuk saling berinteraksi secara baik, sopan dan jelas to the point apa tujuannya. Karena komunikasi yang baik akan memberikan ketenangan dan kesepakatan yang mungkin dapat menjadi suatu hal yang berjangka panjang. Misalnya, keterkaitan tentang usaha bisnis menjadi pelanggan, menjadi seseorang yang dipercaya, dan hal lainnya.

Saat ini, kita juga dapat melakukan interaksi melalui internet atau tepatnya media sosial yang memudahkan kita untuk bertukar informasi. Jika Grameds tertarik untuk memahami topik ini lebih dalam, buku Media Sosial, Interaksi, Identitas dan Modal Sosial oleh Shiefti Dyah Alyusi sangat tepat untuk mempelajari topik ini.

6.    Pola Interaksi Sosial

Pola Interaksi Sosial Interaksi sosial yang terjadi antara individu maupun kelompok yang bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu, sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara pengulangan hingga berjangka panjang maka akan bertahan terwujudnya hubungan sosial yang baik .

Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

·       Berdasarkan kedudukan sosial (status) dan peranannya. Contohnya, seorang guru yang mengajar bersama muridnya harus mencerminkan perilaku seorang guru. Sebaliknya, siswa harus menaati gurunya.

·       Kegiatan yang terus berlanjut hingga menemukan titik tujuan untuk menghasilkan suatu hal yang terbaik dan terus mengembangkan pemikiran atau ide.Contohnya, dari adanya interaksi, seseorang melakukan terjalin kerjasama bisnis, muncul suatu pertentangan, adanya persaingan, dan lain sebagainya.

·       Interaksi sosial dapat terjadi pada siapapun tidak mengenal waktu, tempat dan keadaan biasanya akan terlibat sebagaimana pola pikir masyarakat akan terbentuk.Contohnya:Salah satu sekolah mempunyai penilaian yang baik dalam hal disiplin, kebersihan dan prestasi siswa yang begitu berpengaruh di salah satu daerah. Namun kepercayaan masyarakat pada sekolah tersebut selalu baik, hanya saja di suatu waktu sekolah tersebut tercemar tidak baik karena kelakuan siswa yang melakukan tindakan tidak terpuji.

7.    Faktor-Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial

a.    Imitasi

Imitasi adalah seseorang atau lebih melakukan untuk meniru seseorang dalam hal gaya, sikap, perilaku hingga penampilan terlihat menyerupai fisik seseorang. Biasanya faktor interaksi sosial ini dapat terjadi pada indvidu yang ngefans dengan salah satu idolanya.

Seseorang yang ngefans dengan idolanya biasanya akan berusaha untuk memakai pakaian dengan model yang sama. Tidak hanya itu, seorang fans terkadang mengikuti model rambut yang sama dengan idolanya.

b.     Sugesti

Sugesti merupakan seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu dorongan diberikan orang lain dengan beberapa cara tertentu yang dimana seseorang tersebut akan melaksanakan dengan apa yang di sugestikan terkadang tanpa berfikir rasional. Faktor ini dapat kita lihat ketika ada seorang anak yang diberikan nasihat oleh orang tuanya.

Selain itu, faktor sugesti yang bisa memunculkan interaksi sosial bukan hanya bisa terjadi karena diberi nasihat oleh orang tua saja, tetapi bisa terjadi karena diberikan nasihat oleh seorang guru. Dengan nasihat-nasihat yang diharapkan penerima nasihat bisa menerima dengan baik dan bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani masa depan nanti.

c.     Simpati

Simpati adalah bagaimana kita memperlihatkan sikap akan rasa tertarik pada seseorang akan sesuatu hal atau sikap yang menarik pada dirinya seperti penampilan, pola pikirnya bahkan kebijaksanaannya dengan menerapkan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.

Dengan adanya faktor ini, maka seseorang akan tergerak hatinya untuk membantu orang lain. Apabila semakin banyak orang yang dapat dibantu, maka kehidupan bermasyarakat akan menjadi lebih harmonis dan interaksi sosial pun tetap bisa terus terjaga dengan baik.

d.     Identifikasi

Identifikasi merupakan suatu pemberian tanda ciri khas sehingga sebenarnya ini berkaitan dengan imitasi seseorang dengan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya), hingga menghilangkan jati dirinya sendiri. Hal seperti ini, sebaiknya segera dihindari karena kehilangan jati diri bisa membuat seseorang lupa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh dirinya.

e.    Empati

Empati merupakan merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan. Contohnya, ketika seorang siswa masuk ke PTN yang diharapkan, orang tua bahkan temannya akan ikut merasakan kebahagiaan.

Interaksi dalam masyarakat akan menumbuhkan bentuk hubungan saling mempererat dan mengubah suatu kondisi masyarakat di suatu daerah, misalnya dalam interaksi sosial positif melakukan gotong royong ini merupakan suatu bentuk Interaksi sosial. Bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua yaitu Asosiatif dan Disosiatif. Apa perbedaanya, mari kita pelajari lebih mendalam.

8.    Bentuk Interaksi Sosial

a.    Interaksi Sosial Asosiatif (Positif)

Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah interaksi sosial yang positif, untuk mengarah kebaikan akan kerjasama dan menciptakan sesuatu antara seseorang dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang positif. Namun, interaksi sosial asosiatif ini terbagi lagi menjadi empat, yaitu:

1)  Kerjasama

Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh sekelompok individu atau saling membantu yang bertujuan mewujudkan kegiatan yang positif. Dalam kehidupan selalu memerlukan bantuan orang lain namun tetap dalam batas yang wajar. Contohnya, seperti gotong royong antar tetangga.

2)  Akomodasi

Akomodasi merupakan penyesuaian diri seseorang bahkan kelompok manusia yang sebelumnya saling bertentangan, supaya mengatasi ketegangan dengan antara pihak yang bertentangan dibutuhkanlah akomodasi.

Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial yang akan berkaitan dengan norma dan nilai-nilai dalam lingkup masyarakat. Namun akomodasi ini terbagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

a)   Ajudikasi

Ajudikasi merupakan proses cara penyelesain konflik sosial yang juga dikenal dengan akomodasi. Perselisihan ini terjadi karena interaksi sosial antar individu atau suatu kelompok dengan kelompok lainnya dengan berbagai macam cara. Contoh: Dalam kasus perceraian, kasus korupsi, kasus penipuan, kasus pencemaran nama baik, kasus pembunuhan bahkan kasus pelanggaran hak cipta.

b)   Arbitrase

Upaya untuk menyelesaikan konflik dengan pihak ketiga sebagai keputusan yang mengikat tidak bisa diganggu gugat oleh kedua pihak yang berselisih. Contoh: Seorang guru BK memberi hukuman kepada kedua murid yang bertengkar karena kalah pertandingan sepak bola.

c)     Kompromi

Kompromi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kesepakatan di antara dua pihak yang berbeda pendapat atau berselisih paham, tujuannya untuk menyelesaikan perselisihan .

d)   Konsiliasi

Suatu upaya dalam menyelesaikan sengketa atau perselisihan dari pihak-pihak dengan melibatkan pihak netral yang dinamakan konsiliator yang mencari titik tengah (penyelesaian atau persetujuan) yang mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berselisih.

e)   Mediasi

Mediasi merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, hampir serupa seperti arbitrase namun hanya sebagai penengah (mediator). Contoh: Pertikaian GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di mediator oleh Swedia pada tanggal 15 Agustus 2005.

f)       Stalemate

Stalemate merupakan ketika dua pihak saling memiliki konflik yang bertentangan namun konflik tersebut berhenti karena menghadapi suatu peristiwa sehingga keduanya saling berhenti untuk menyerang. Contoh: Berakhirnya perang dingin antara Blok Barat yang dipimpin Amerika dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet pada saat di era !990-an.

3)  Toleransi

Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam bermasyarakat baik individu maupun berkelompok.  Dalam hal ini seperti saling tolong menolong antar sesama tanpa memandang suku, agama, ras maupun antar golongan.

Hal ini sendiri dapat kita lihat pada masyarakat Indonesia yang telah menjadi warisan budaya bangsa termanifestasi ke dalam unsur budaya yang ada sedperti simbol, praktik sosial, adat istiadat, dan masih banyak lagi yang dijelaskan pada buku Harmoni Dalam KERAGAMAN : Jejak Budaya Toleransi oleh Muhammad Nur Prabowo Setyabudi, Dkk.

4)  Akulturasi

Akulturasi adalah penerimaan segala unsur–unsur baru dimasa kini menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas / hal yang berkaitan dengan unsur lama.

Contohnya:

·      Pertunjukan wayang-wayang yang mengisahkan cerita dari India tentang Mahabarata (sejarah),

·      Bagunan masjid Kudus yang mencerminkan adanya interaksi budaya Jawa, Islam dan Hindu

·      Lifestyle gaya hidup seseorang yang mengikuti tren entah dari berpakaian, model rambut dan lain-lain.

5)  Asimilasi

Asimilasi merupakan percampuran suatu budaya dengan menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya lalu membentuk kebudayaan baru dan menerapkan dalam keseharian.

Contohnya:

·       Asimilasi Ras Mongoloid dan Ras Negroid di Benua Asia membentuk ras baru.

·       Pernikahan beda ras dan etnis

·       Corak rumah di sebagian kota mengkombinasikan dengan corak khas modern seperti arsitektur Eropa

b.    Interaksi Sosial Disosiatif(Negatif)

Disosiatif merupakan Interaksi sosial yang mengarah kepada konflik serta perpecahan dalam individu maupun kelompok, biasanya Disosiatif akan mengarah ke hal negatif. Seperti:

1)   Persaingan (Kompetisi)

Pasti sudah tak asing dengan kata ‘Kompetisi’. Kompetisi merupakan interaksi sosial untuk saling bersaing secara individu maupun kelompok biasanya akan  mencari keuntungan di bidang-bidang tertentu tanpa menggunakan ancaman kekerasan.

Contohnya: Pertandingan Bulu tangkis Olympic 2020 Anthony Ginting melawan antonsen anders.

2)   Kontravensi

Kontravensi adalah upaya seseorang untuk menentang suatu perkara secara tersembunyi supaya tidak terjadi perselisihan. Adapun biasanya seseorang akan bersikap ragu, tidak pasti, penyangkalan bahkan penolakan dengan tidak mengungkap secara terbuka. Ini disebabkan karena perbedaan pendirian di kalangan-kalangan tertentu. Contohnya: Membocorkan rahasia teman pada orang lain.

Adapun perbuatan dalam bentuk kontravensi taktis, contohnya: Membuat tuduhan tiba-tiba tanpa alasan, menipu seseorang dengan berbagai alasan dan lain sebagainya.

3)    Pertentangan

Konflik adalah sebuah pertentangan atau bisa lanjutan dari kontravensi yang sifatnya terbuka yang biasanya akan menyebabkan pertikaian. Penyebabnya adanya perbedaan argumentasi yang membuat rasa marah hingga benci dan dapat menimbulkan untuk saling menyerang bahkan melukai seseorang bahkan kelompok

 

 

Tidak ada komentar