KB. 8 | KEKERASAN | SOSIOLOGI XI | SEM. GENAP
KEKERASAN
Suatu konflik jika tidak dikelola dan disikapi dengan baik akan menimbulkan kekerasan. Pada dasarnya kekerasan merupakan wujud dari suatu konflik yang tidak terlembagakan. Misalnya, kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan tersebut berasal dari konflik dalam keluarga hingga berujung pada tindak kekerasan
1. Pengertian Kekerasan
Istilah kekerasan berasal dari Bahasa latin, yaitu violentia yang artinya keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, dan perkosaan. Kekerasan dapat diartikan sebagai perilaku untuk menciderai atau menyakiti orang lain, baik berupa serangan fisik, mental, sosial maupun ekonomi sehingga berdampak trauma psikologis bagi korban. Agar konflik tidak berujung kekerasan diperlukan syarat sebagai berikut
a. Setiap kelompok yang berkonflik harus menyadari sitausi konflik diantara mereka
b. Pengendalian konflik tersebut dapat dilakukan dengan kekuatan sosial yang saling bertentangan tersebut terorganisir dengan jelas
c. Setiap kelompok yang terlibat konflik harus mematuhi aturan yang disepakati bersama.
2. Teori-teori Kekerasan
Berikut beberapa teori yang membahas tentang kekerasan.
a. Teori faktor individual
Menurut teori ini, setiap peilaku kelompok (termasuk kekerasan, huru-hara, dan terorisme) selalu berawal dari perilaku individu (perorangan). Teori ini menjelaskan bahwa perilaku kekerasan yang dilakukan oleh individu merupakan agresivitas yang dilakukan individu secara sendirian (baik secara spontan atau tidak sengaja maupun direncanakan)
b. Teori faktor kelompok
Teori ini memandang bahwa konflik sosial terjadi karena adanya kelompok sosial dimana tiap-tiap kelompok tersebut memiliki identitas kelompok. Adapun identitas kelompok yang sering memicu kekerasan yaitu identitas rasial atau etnik.
d. Teori alternatif
1) Teori Individual
Teori individual menjelaskan bahwa kekerasan atau kerusuhan yang terjadi secara massal dan terjadi di tempat umum serta melibatkan orang banyak, pada dasarnya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.
2) Teori Ideologi
Teori ini menjelaskan bahwa kekerasan yang sangat besar pengaruhnya mungkin saja dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang memiliki ideologi yang berbeda
3) Teori lingkungan sosial
Menurut teori ini, hal yang terpenting ketika terjadi kekerasan adalah kondisi lingkungan sosial tempat kerusuhan itu terjadi. Jika manajemen lingkungan sosial mampu dikelola dengan baik kemungkinan timbulnya kekerasan semakin kecil.
e. Teori dinamika kelompok
Menurut teori dinamika kelompok, kekerasan yang muncul dalam masyarakat disebabkan oleh kehilangan rasa memiliki dalam kelompok atau masyarakat. Teori ini dibagi menjadi dua, yaitu
1) Teori deprivasi relatif
Teori ini berusaha menjelaskan bahwa perilaku agresif kelompok dilakukan oleh kelompok kecil maupun kelompok besar. misalnya, suatu negara yang mengalami pertumbuhan terlalu cepat, megakibatkan rakyatnya harus menghadapi perkembangan perekonomian masyarakatjauh lebih maju daripada perkembangan ekonomi dirinya sendiri. terjadilah deprivasi relatif yang menjadi awal terjadinya pergolakan sosial, huru-hara, atau bahkan revolusi.
2) Teori kerusuhan massa
Teori ini muncul karena deprivasi relatif tidak mapu menjelaskan tahapan-tahapn yang terjadi sampai pecahnya kekerasan massa. Menurut N.J Smelser kekerasan terjadi melalui lima tahapan yaitu (1) situasi sosial yang meemungkinkan timbulnya kerusuhan, (2) tekanan sosial, (3) berkembangnya prasangka, (4) mobilisasi massa untuk bereaksi dan (5) kontrol sosial.
3. Macam-macam kekerasan
a. Kekerasan berdasarkan bentuknya, berdasarkan bentuknya tindak kekerasan dapat dikelompokan menjadi beberapa sebagai berikut:
1) Kekerasan fisik , Yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh tubuh. Misalnya penganiayaan, pemukulan, dan pembunuhan
2) Kekerasan nonfisik, kekerasan nonfisik yaitu kekerasan yang tidak dapat diketahui langsung perilakunya apabila tidak diperhatikan dengan jeli. Kekerasan ini tidak terjadi sentuhan fisik antara pelaku dan korban kekerasan. Kekerasan nonfisik dapat dibagi menjadi dua yaitu kekerasan psikologis dan verbal. Kekerasan psikologis yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa contoh kekerasan psikologis yaitu mengancam, mengintimidasi. Sedangkan kekerasan verbal adalah kekerasan yang dilakukan melalui perkataan contohnya menghina, mengejek, membentak, menuduh, dan mempermalukan didepan umum.
3) Kekerasan structural, yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Misalnya perusahaan tambang yang melakukan kegiatan tambang didaerah pedalaman namun, tidak meningkatkan kualitas kebutuhan dasar masyarakat disekitarnya.
4) Kekerasan budaya, yaitu kekerasan yang biasanya bersumber dari etnis, agama, atau ideologi dalam masyarakat.
b. Kekerasan berdasarkan pelakunya
Berdasarkan pelakunya kekerasan dibagi menjadi dua yaitu kekerasan individual dan kolektif
1) Kekerasan individual, yaitu Kekerasan yang dilakukan kepada satu atau lebih individu. Kekerasan ini bisa bersifat langsung maupun tidak langsung. Contohnya penganiayaan dan pemukulan.
2) Kekerasan kolektif ,yaitu kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau massa. Contohnya bentrokan antardesa
a. Kekerasan berdasarkan caranya.
Berdasarkan caranya kekerasan terbagi menjadi dua yaitu :
1) Kekerasan langsung (direct violence), kekerasan langsung merupakan kekerasan yang dilakukan secara langsung dan dampaknya dapat dirasakan secara langsung. Bentuk kekerasan ini cenderung pada tindakan fisik. Contohnya pemukulan atau penganiayaan.
2) Kekerasan tidak langsung (indirect violence), kekerasan tidak langsung adalah kekerasan yang secara tidak langsung dikenakan kepada korban tetapi melalui perantara atau sarana. kekerasan ini dilakukan secara halus tetapi tujuannya untuk menyakiti seseorang. Misalnya perundungan melalui akun media sosial untuk mencemarkan nama baik.
4. Upaya pencegahan terjadinya kekerasan
Berikut beberapa upaya pencegahan terjadinya kekerasan dalam masyarakat.
a. Mengajak masyarakat untuk meyelesaikan masalah sosial dengan cara bijak
b. Kampanye antikekerasan
c. Menciptakan pemerintahan yang baik
d. Penegakan hukum secara adil dan bersih
5. Perbedaan konflik dan kekerasan
Konflik |
Kekerasan |
a. Terjadi dalam waktu yang relatif Panjang b. Aktivitas yang dilakukan tidak menimbulkan reaksi yang berarti c. Proses terjadinya konflik diketahui oleh kedua pihak yang bertikai d. Dapat memotivasiuntuk meraih prestasi e. Tidak selalu berniat menjatuhkan lawan f. Cara penyelesaiannya dapat dilakukan dengan akomodasi dan peradilan g. Dilakukan dengan langkah-langkah nyata untuk mencapai tujuan h. Bukan merupakan pelanggaran hukum semata-mata |
a. Terjadi dalam waktu yang relatif singkat b. Aktivitas yang dilakukan menimbulkan reaksi keras, bahkan benturan fisik c. Proses terjadinya terkadang tidak diketahui oleh pihak yang lemah d. Karena kesalahpahaman kedua belah pihak e. Ada niat mencelakakan pihak lain f. Cara penyelesaiannya harus dilakukan melalui peradilan g. Dilakukan dengan penuh prasangka sehingga merugikan pihak lain. h. Merupakan bentuk pelanggaran hukum |
Selain memiliki perbedaan, konflik dan kekerasan juga memiliki persamaan. Berikut persamaan keduanya:
a. Konflik dan kekerasan merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang bersifat disasosiatif yang mengarah terjadinya disintegrasi di dalam masyarkat.
b. Keduanya terdapat unsur benturan fisik yang dapat mengakibatkan korban jiwa, luka-luka ataupun kerusakan harta benda
- Untuk lebih memahami materi tentang konflik dan kekerasan silahkan ditoton pemaparan materi Konflik dan Kekerasan berikut ini
- Materi Kekerasan Sosial
Tidak ada komentar