Header Ads

ads header

Breaking News

KB. 2 Bentuk dan dampak Konflik Sosial I Sosiologi Kelas XI I Semester Genap

 


1.      Bentuk-bentuk konflik sosial

Konflik yang terjadi dalam masyarakat banyak bentuknya. Adapun bentuk-bentuk konflik sosial sebagai berikut.

a.      Berdasarkan subyek yang terlibat dalam konflik

Berdasarkan subyek yang terlibat konflik dibedakan menjadi dua yaitu konflik individual dan konflik kolektif.

1)      Konflik individual adalah konflik yang terjadi antara seorang individu dengan individu lainnya. Konflik terjadi karena adanya perbedaan cara pandang antarindividu terkait persoalan yang sama. Misalnya, dua individu yang sedang adu argumentasi tentang masalah pembagian warisan dalam keluarga

2)      Konflik kolektif merupakan konflik yang melibatkan kelompok individu dengan kelompok individu lain. Misalnya saja, konflik antara supporter bola karena merasa tidak terima tim yang didukungnya kalah.

b.      Berdasarkan posisi pihak-pihak yang terlibat konflik

Konflik berdasarkan posisi pihak-pihak yang terlibat didalamnya dibedakan menjadi dua, yaitu konflik vertikal dan konflik horizontal

1)       Konflik vertikal, yaitu konflik antara dua pihak atau lebih yang mempunyai kedudukan yang tidak sejajar. Misalnya, konflik antara rakyat dengan pimpinan daerah karena kebijakan yang dianggap tidak prorakyat.

2)      Konflik horizontal adalah konflik antara dua pihak atau lebih yang mempunyai strata sejajar, baik dalam satu lingkungan kerja (intern) maupun juga antarlembaga ekstern). Contoh , konflik antar warga desa.

c.       Berdasarkan akibat yang ditimbulkan

Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik konstruktif dan konflik destruktif.

1)      Konflik sosial konstruktif adalah konflik sosial yang bersumber dari koreksi atau kontrol  sosial dari satu pihak terhadap pihak yang lain. Control sosial ini dilakukan dengan tujuan untuk meluruskan bentuk-bentuk penyimpangan yang dilakukan pihak lain. Adapun contoh konflik sosial konstruktif, yaitu konflik penguasa dengan para mahasiswa mengenai kebijakan yang tidak prorakyat

2)      Konflik sosial destruktif adalah konfik sosial yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang berakhir dengan kerusakan-kerusakan dan kondisi-kondisi sosial yang justru makin buruk. Misalnya, konflik antara pemerintah dengan para buruh perusahaan yang menyebabkan rusaknya fasilitas-fasilitas pemerintah daerah.

d.      Berdasarkan bentuknya

Berdasarkan bentuknya konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik realistis dan konflik nonrealistis.

1)      Konflik realistis merupakan konflik yang muncul dari kekecewaan individu atau kelompok. Kekecewaan itu timbul berdasarkan tuntutan yang terjadi dalam hubungan sosial. Contohnya, para buruh melakukan demonstrasi karena tidak sepakat dengan kebijakan perusahaan.

2)      Konflik nonrealistis merupakan konflik yang bukan berasal dari tujuan persaingan yang bertentangan. Konflik nonrealistis itu berdasarkan dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan.

e.      Berdasarkan tempat terjadinya

Berdasarkan tempat terjadinya, konflik dibedakan menjadi dua, yaitu konflik in-group dan konflik out group.

1)      Konflik in-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat sendiri.

2)      Konflik out-group adalah konflik yang terjadi antara suatu kelompok atau masyarakat dengan suatu kelompok atau kelompok atau masyarakat lain.

f.        Berdasarkan ruang lingkupnya

Berdasarkan ruang lingkupnya, konflik dibedakan menjadi tiga  sebagai berikut.

1)      Konflik antarkelas, yaitu konflik yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan di antara kelas-kelas sosial di masyarakat. Misalnya, ketika awal pandemic covid-19, terjadi, pihak PHK (pemutusan hubungan kerja) di perusahaan-perusahaan sehingga mengakibatkan banyak buruh yang di PHK melakukan unjuk rasa

2)      Konflik antarkelompok, yaitu konflik antarkelompok yang biasanya dipicu oleh persaingan dalam mendapat mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Faktor pemicu lainnya, yaitu adanya dominasi politik, pemaksaan agama, atau adanya konflik tradisional yang terpendam misalnya, konflik antara golongan mayoritas dan minoritas.

3)      Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Contohnya, konflik antara korea utara dan korea selatan.

g.      Berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang menjadi sumber konflik

Konflik berdasarkan bidang-bidang kehidupan menjadi sumber konflik dibedakan menjadi beberapa sebagai berikut.

1)      Konflik ekonomi adalah konflik yang terjadi antara  dua pihak atau lebih dalam bidang ekonomi yang mencakup materi atau financial. Namun demikian, visualisasinya dapat berbentuk konflik-konflik politik atau konflik antarnegara yang termasuk konflik pertahanan dan keamanan

2)      Konflik politik adalah konflik yang disebabkan adanya kepentingan atau tujuan  politis yang berbeda antara seseorang atau kelompok. Perbedaan pandangan antarpartai politik, misalnya perbedaan ideologi, asas perjuangan, dan kepentingan politik masing-masing. Contoh konflik politik adalah konflik antara pendukung partai menjelang pemilu atau pilkada

3)      Konflik ideologi adalah konflik vertikal atau horizontal yang melibatkan dua pihak atau lebih dengan inti permasalahan adanya perbedaan ideologi.

4)      Konflik pertahanan dan kemanan adalah konflik antar pemerintah atau negara yang memperebutkan wilayah kedaulatan dengan mengerahkan prajurit atau tentara negara masing-masing.

5)      Konflik sosial budaya  adalah konflik yang inti permasalahannya menyangkut bidang-bidang sosial dan budaya. Permasalahan yang dimaksud, misalnya menyangkut perbedaan ras dan struktur budaya.

2.      Dampak konflik sosial

Adapun dampak konflik sosial dapat dilihat dari tabel berikut.

Dampak positif

Dampak negartif

1.      Dapat mengurangi ketegangan antarindividu dan kelompok.

2.      Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas dipelajari.

3.      Sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.

4.      Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma dan nilai serta hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.

5.      Menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru.

6.    Meningkatkan solidaritas sesama anggota (in group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

 

1.      Retaknya persatuan kelompok apabila terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok.

2.      Perubahan kepribadian individu karena merasa tertekan dan mentalnya tersiksa.

3.      Terjadi dominasi, bahkan takluknya salah satu pihak  apabila pihak-pihak yang berkonflik tidak seimbang sehingga menyebabkan dominasi oleh satu pihak terhadap pihak lawannya dan pihak yang kalah akan merasa takluk.

4.      Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa.

Tidak ada komentar