Header Ads

ads header

Breaking News

KB. 4 Pemetaan Konflik dan Dinamika Konflik I Sosiologi kelas XI I Semester Genap

C. Pemetaan konflik dan Dinamika konflik

Sebelum melakukan upaya penanggulangan konflik, perlu pemetaan konflik. Dengan melakukan pemetaan konflk maka penanggulangan konflik benar-benar dapat tepat sasaran. Dengan demikian, konflik dapat ditanggulangi secara menyeluruh. Setelah pemetaan konflik selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah memahami dinamika konflik. Langkah ini memiliki tujuan untuk menentukan tahapan tindakan intervensi atau penanggulangan mulai dapat dilakukan. Berikut penjelasan pemetaan konflik dan dinamika konflik.

1.    Pemetaan Konflik (Conflict Mapping)

Menurut Fisher (Susan, 2009:95), pemetaan konflik adalah suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan konflik secara grafis, menghubungkan pihak-pihak yang dengan masalah dan pihak lainnya. Sementara itu Miall, Romsbotham, dan Wood menekankan bahwa pemetaan konflik berdasarkan pihak-pihak yang terkait konflik dan persoalan-persoalan terkait konflik tersebut.  

Dengan pemetaan konflik, gambaran singkat tentang situasi konflik dapat dengan jelas terlihat. Berbagai konflik yang terjadi dalam masyarakat akan menghasilkan pemetaan yang berbeda. Ada masyarakat yang menghasilkan pemetaan konflik yang sederhana. Ada juga masyarakat yang menghasilkan pemetaan konflik yang begitu kompleks.

 

Miall (susan, 2009:96) membuat panduan pemetaan konflik pihak-pihak yang bertikai dan persoalannya. Berikut panduan pemetaan konflik tersebut.

a.    Siapkah yang menjadi inti pihak yang bertikai?

b.    Apa yang menjadi persoalan konflik?

c.    Apa hubungan antara pihak-pihak yang bertikai?

d.    Apa persepsi penyebab dan sifat konflik diantara pihak-pihak yang bertikai?

e.    Apa perilaku akhir-akhir ini pihak-pihak yang bertikai?

f.     Siapa pemimpin pihak-pihak yang bertikai?

 

Model pemetaan konflik multidisipliner dikembangkan oleh sosiolog dari united Nations University for peace, Amr Abdalla, yaitu model SIPABIO (2002) adapun penjabaran SIPABIO sebagai berikut.

a.    Sumber konflik (source), konflik dalam masyarakat diakibatkan oleh berbagai sumber konflik yang berbeda

b.    Isu-isu (Issues), menunjuk pada tujuan yang tidak sejalan antara pihak yang bertikai

c.    Pihak (Parties), adalah kelompok yang berpartisipasi dalam konflik

d.    Sikap (Attitudes/Felling), perasaan dan persepsi yang mempengaruhi pola perilaku konflik. Baik dalam bentuk positif / negatif

e.    Perilaku/tindakan (Behavior), adalah aspek tindakan sosial dari pihak yang berkonflik

f.     Campur tangan pihak lain (Intervention), yaitu tindakan sosial dari pihak netral yang ingin membantu menyelesaikan konflik

g.    Hasil akhir (Outcome), yaitu dampak dari berbagai tindakan pihak-pihak yang berkonflik

 

Wehr ( 1979) menawarkan pemetaan konflik yang menyangkut sejumlah aspek penting yaitu.

a.    Sejarah konflik, pemaparan tentang sejarah konflik mencakup asal usul dan peristiwa penting dalam evolusi konfli

b.    Konteks konflik, aspek ini melatar belakangi terjadinya konflik

c.    Pihak-pihak yang berkonflik, aspek ini antara lain pihak yang terlibat langsung maupun secara tidak langsung

d.    Isu konflik, yakni titik ketidak sesuaian yang harus diselesaikan

e.    Dinamika konflik, aspek ini berkaitan dengan proses awal, proses menuju puncak konflik dan proses peredaan konflik

f.     Jalan alternatif untuk solusi masalah dan potensi pengaturan konflik, berkaitan dengan bentuk-bentuk upaya yang pernah dilakukan untuk menyelesaikan masalah

 

2.    Dinamika Konflik

Langkah setelah pemetaan adalah tahapan dinamika konflik. Dengan memahami dinamika konflik ini, kita dapat menentukan kira-kira pada tahap mana tindakan penanggulangan dapat mulai dilakukan. Kunci dari memahami dinamika konflik adalah dengan melihat sumber konflik.

Menurut Fisher, tahapan dinamika konflik, meliputi prakonflik, konfrontasi, krisis (puncak konflik), pasca konflik. Berikut penjelasannya.

a.    Prakonflik

tahap ini terjadi pada saat terdapat suatu ketidak sesuaian diantara dua pihak atau lebih sehingga menimbulkan konflik

b.    Konfrontasi

tahapan konfrontasi memperlihatkan suatu tahap pada saat konflik mulai terbuka. Jika hanya satu pihak yang merasa ada masalah, para pendukungnya mulai melakukan aksi konfrontasi lainnya.

c.    Krisis (puncak konflik)

Tahap ini terjadi ketika konflik pecah menjadi bentuk-bentuk aksi kekerasan yang dilakukan secara intens dan massal. Konflik skalabesar ini merupakan periode perang, ketika banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

d.    Pascakonflik

Tahap pascakonflik dapat terjadi apabila konflik sudah terselesaikan, baik dengan cara mengakhiri berbagai konfrontasi kekerasan, berkurangnya ketegangan.

Tidak ada komentar